Deadsquad
Setelah tiga tahun berkelana dari panggung ke panggung dan berganti-ganti personil, akhirnya band death metal allstar ini merilis album perdana mereka, Horror Vision.
( Penulis : Ferry Irawan )
Saat didirikan di bulan Februari 2006, band ini adalah sebuah side project yang memainkan lagu-lagu dari band oldschool metal seperti Slayer, Anthrax, Pantera, dan Sepultura. Waktu itu personilnya adalah Stevi Item eks Step Forward (gitar), Ricky Seringai & Step Forward (gitar), Boni eks Tengkorak (bass), dan Andyan eks-Siksa Kubur (drum). Atas kesepakatan bersama, pada 29 Agustus 2006 band ini resmi diberi nama DEADSQUAD (DS).
Tapi karena kesibukannya di Seringai dan sebagai jurnalis di Rolling Stones Indonesia, Ricky harus meninggalkan Deadsquad. Posisinya digantikan oleh Prisa eks Zala. Sementara itu, pencarian posisi vokal diakhiri dengan bergabungnya Babal (Alexander).
Sebagai satu-satunya personil cewek, Prisa nggak bertahan lama di Deadsquad. November 2007, dia keluar dan Deadsquad terpaksa bermain dengan format satu gitar. Untungnya di bulan Oktober 2008, Coki Bollemeyer menyatakan bersedia untuk bergabung dengan Deadsquad dan mengisi posisi gitar. Bersamaan dengan itu, Daniel (Abolish Conception) juga bergabung menggantikan Babal sebagai vokalis.
Personil DeadSquad sekarang adalah Daniel (vokal), Stevi (gitar), Coki (gitar), Boni (bass), dan Andyan (drum).
Tanggal 9 Maret lalu, bertepatan dengan penampilan mereka sebagai opening act konser Lamb of God, Deadsquad resmi merilis album perdana mereka yang berjudul Horror Vision.
Pengerjaan album yang berisi delapan track ini nggak butuh waktu lama. Salah satu alasannya adalah mengejar waktu rilis yang bersamaan dengan konser Lamb of God. Tapi meski singkat, bukan berarti album ini dikerjakan asal-asalan. Menurut mereka, materi Horror Vision adalah dokumentasi dari kemampuan terbaik mereka saat ini. “Kami sampai melewati ambang batas kemampuan kami masing-masing,” ungkap Coki.
Gitaris yang juga bermain di Netral ini bahkan masih belum percaya kalo dia dan teman-teman barunya ini bisa bermain kayak gitu. Maksimal. “Gue bahkan masih belum percaya kalo di rekaman itu kita yang bermain,” sahutnya.
Barisan lagu di Horror Vision emang berasa kental death metalnya. Beberapa lagu lama yang mereka sertakan di album ini sudah mereka modifikasi sedemikan rupa struktur dan aransemennya. Yang pasti sih, jadi terdengar lebih cepat.
“Ibarat mobil, kita modifikasi. Ada orang yang bikin lebih ceper, ganti pelek, dan lain-lain. Nah, kalo kita, semuanya kita tambahin noss,” ujar Tepi, sambil ketawa. Yang ikutan mereka “acak-acak” adalah lagu Rise dari Sepultura, yang mereka cover dan masukkan ke album ini. Lagu dari band yang emang mereka suka banget.
Nah, ngomongin soal band idola, jadi penasaran, band apa sih yang mempengaruhi musikalitas mereka di album ini? “Ya, kebanyakan band-band death metal sih,” jelas Daniel.
Belakangan beberapa nama meluncur dari mulutnya. Mulai dari Visceral Bleeding, Spawn of Possesion, Disavowed, Decrepit Birth, sampai dengan Planet X, mereka akui sebagai influence mereka.
Sangar? Pastinya. Paling nggak, mereka berani menjamin kalo kita nggak bakal menemukan kebosanan saat mendengar barisan lagu mereka. “Nggak ada yang membosankan. Mulai dari aransemen sampai struktur,” jamin Coki.
Buat mengimbangi ucapan temannya ini, Daniel angkat bicara. “Mungkin lagu kami nggak lebih bagus dari band-band lain. Tapi yang pasti, beda,” ucapnya, yakin. (Lika/Erick)